RESENSI BUKU CUT NYAK DIEN
Resensi Buku
Judul :
Cut Nyak Din
Penulis :
Muchtaruddin Ibrahim
Penerbit :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Terbit :
Jakarta, 1986
Cetakan :
Pertama
Ketebalan buku :
i – vi + 101 Halaman
Resensi Buku Cut Nyak Dien :
Wilayah VI Mukim Tempat
Kelahiran
Cut
Nyak Din
Lampadang adalah kampung tempat kelahiran Cut Nyak Din.
Kampung ini termasuk wilayah VI Mukim dengan ibu kotanya Paukan Bada. Wilayah
VI Mukim terletak di Pantai Utara wilayah ini berbatasan dengan laut dan terdapat
Uleele sebagai pelabuhannya. Di bagian pantaunya terdapat Kampung Lamtengah,
tempat kelahiran penyair Aceh terkenal Dulkarim ( Abdul Karim ). Di kampung
Lampagar terdapat makan Sultan Sulaiman dan Lamtah yang dihancurkan oleh
serangan Belanda dalam tahun 1875. Di bagian selatan Peukan Bada, di samping
Cut Cako terdapat Ngalau Ngarai Baradin, sebuah tempat yang strategis dan
menjadi tempat bertahan pejuang Aceh dan kemudian Kampung Lampisang tempat Cut
Nyak Din dan Teuku Umar membangun rumah tangga setelah kembali dari
pengungsian.
Keadaan alam yang baik dan subur ini kiranya menentukan
mata pencaharian rakyatnya menjadi petani, berlayar dan berdagang sehingga
semua rakyat merasakan kehidupan yang makmur dan aman Sentosa. Rumah Aceh
sebagai rumah adat berdiri kokoh, sekokoh adat dan tradisinya yang di wariskan
oleh nenek moyang mereka.
Di tiap kampung berdiri meunasah sebagai tempat beribadah
yang dilakukan bersama oleh penghuni kampung tersebut. Meunasah memegang
peranan penting dalam bulan puasa, karena setiap malam pada bulan puasa
penghuni kampung melakukan sembahyang tarawih Bersama dan dilanjutkan dengan
pembacaan Al – Qur’an sampai menjelang sahur.
Cut Nyak Din dilahirkan kira-kira dalam tahun 1850 di
Kampung Lampadang, wilayah VI Mukim, Aceh besar. Ayahnya bernama Nanta Muda
Seutia, berasal dari turunan Makhdum Sati, Seorang perantau dan daerah Sumatra
Barat. Ia adalah cokal-bakal yang membangun wilayah VI Mukim menjadi lebih
terkenal dan makmur. Ibunya seorang turunan bangsawan yang terpandang dari
Kampung Lampagar.
Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda melamar
Cut Nyak Dien. Pada awalnya Cut Nyak dien menolak, tetapi karena Teuku Umar
memperbolehkannya ikut dalam medan perang, Cut Nyak Dien setuju untuk menikah
dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak bernama Cut Gambang.
Cut Nyak Dien Bersama Teuku Umar bertempur Bersama
melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saar menyerang Meulaboh pada tanggal
11 Februari 1899. Saat beliau tua mengalami encok dan rabun serta penyakit
lainnya. Kemudian Ia ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Disana Ia dirawat
sampai sembuh. Walaupun begitu dengan adanya hal ini Cut Nyak Dien masih
memiliki semangat yang kuat melawan Belanda. Hingga Ia gugur pada tanggal 6
November 1908, di Sumedang.
SMAN 18 SURABAYA
Kelas : X IIS - 1
Kelompok 10 :
1. Carissa Zayyanti Adi Putri (08)
2. Intan Wahyuningtyas (22)
Komentar
Posting Komentar